Minggu, 25 September 2022

Side Job selain Jadi Mahasiswa Doktor

Sekarang aku mempunyai kegiatan baru selain mengerjakan disertasi, yaitu jadi tukang endors barang. Hahaha. Agak lucu sebenarnya karena aslinya aku gak seterkenal itu untuk jadi influencer. Aku juga gak mau disebut influencer karena gak ada orang yang ter-influence juga oleh postingan-postinganku di sosial media. Tapi ini menarik sih, jadi aku mau cerita.

Oke!

Awalnya pada bulan Januari atau Februari aku melihat postingan salah seorang senior yang banyak sekali mempromosikan suatu produk. Aku pikir, kok bisa dia dapat kiriman produk-produk tersebut secara gratis dan dipromosikan ke Instagramnya? Padahal pengikutnya juga gak terlalu banyak. Rasa kepoku ini menyebabkan aku kepoin akun-akun yang dia follow, di sana akhirnya aku menemukan kalau dia mengikuti akun salah satu mananajemen. Dari situ aku mengambil kesimpulan kalau dia mendapatkan kiriman-kiriman barang gratis itu dari manajemen tempat dia bergabung. Setelah itu aku coba ikuti akun manajemen tersebut dan mendaftarkan diri. Tentu saja aku tidak mau menggunakan akun media sosialku yang asli dan mendaftarkan akun Tiktok-ku yang kebetulan followersnya masih sedikit. Maklum saat itu aku menggunakan Tiktok hanya untuk scroll konten hiburan saja. Ternyata aku diterima dan aku dimasukkan ke dalam grup Whatsapp manajemen ini.

Agak terkejut karena aku kira akan ada seleksi untuk bisa masuk ke manajemen ini. Ternyata seleksinya bukan dari manajemennya tapi dari client/brand yang bekerjasama dengan talent/influencernya. Banyak sekali job yang di-share sayangnya brand mencari talent dengan followers dan enggagement rate yang tinggi. Di sini jelas akunku yang pengikutnya gak seberapa itu gak mungkin terpilih dong. Sehingga job awal yang aku dapat adalah job-job receh yang sifatnya campaign dan bukan endorse.

Akhirnya selama puasa aku menggunakan waktu senggangku di siang hari untuk menambah followers dengan ikut support saling follow di Tiktok. Orang-orang menyebutnya dengan 'tangkap-tangkap' followers. Secara konsisten aku ikut support itu. Di sisi lain aku juga meng-upload berbagai macam review skincare dan make up yang aku punya untuk menjadi portofolio di akun Tiktok-ku. Seiring dengan bertambahnya followers, brands mulai mau mengajak kerjasama lewat manajemen yang menaungiku. Sampai sekarang followers-ku sudah lumayan banyak sekitar 15 ribu dan sudah puluhan brand yang bekerjasama denganku. Bersyukur hingga saat ini aku sudah menghasilkan uang dari kegiatan ini di samping juga bisa mencoba produk-produk baru secara gratis

Cuma memang bulan ini rencananya aku pause dulu side job ini karena aku mesti fokus untuk kegiatan pengambilan data disertasiku. Semoga urusan disertasi ini segera beres karena semester depan adalah semester terakhir beasiswaku.

Senin, 14 Februari 2022

Terhempas Omicron

Sejak pertama kali COVID-19 masuk ke Indonesia aku berhasil melewati gelombang pertama dan kedua. Sayangnya tidak untuk gelombang ketiga. Mungkin emang udah takdirnya akhirnya aku terinveksi COVID-19 varian Omicron. Setelah mengetahui aku terinveksi, mau tidak mau akhirnya aku harus menunda ujian kualifikasi lisanku.

Kejadian bermula saat seorang teman kosan yang mengalami gejala COVID-19 dinyatakan reaktif berdasarkan test antigen di klinik IPB. Saat itu kondisi asrama isolasi di IPB masih penuh sehingga terpaksa temanku harus isolasi di kosan selama sehari sembari menunggu ruangan di asrama IPB kosong. Entah bagaimana akhirnya virus menyebar ke penghuni kosan yang lain. Aku merasakan gejala pada hari Minggu di mana aku mengalami demam tinggi pada sore menjelang malam. Esoknya, aku dan dua orang teman kosanku yang lain memutuskan ke klinik IPB untuk melakukan swab test antigen. Seorang temanku dinyatakan reaktif, sedangkan aku dan Sulis masih non reaktif. Kami hanya diberikan obat saja. Ternyata kondisiku malah semakin memburuk. Malamnya badanku demam hingga mencapai 39 derajat celcius. Hal tersebut berlangsung sampai hari Selasa malam. Aku dan Sulis memutuskan untuk swab antigen kembali karena muncul gejala baru yaitu batuk-batuk. Sampai di klinik setelah di-swab, akhirnya munculah hasil yang menyatakan kami berdua reaktif dan langsung mendaftarkan diri untuk isolasi di asrama IPB.

Hingga saat ini aku sudah menjalani isolasi hari ke-6. Isolasi dilakukan selama 10 hari. Hari ke-6 ini aku sudah tidak mengalami demam, sakit tenggorokan, ataupun pilek. Hanya kondisi badan yang agak lemas dan ingin tidur terus menerus. Semakin hari kurasa semakin membaik. Semoga setelah isolasi ini aku bisa segera fokus untuk ujian prelim tulisku dan menyelesaikan target semester ini yaitu Kolokium Disertasi.