Kamis, 31 Januari 2019

Ada yang Berbeda...

Kamu belum tahu jika belum mengalaminya sendiri. Begitulah yang sering dikatakan orang.

Ketika kita semua mencemooh mereka yang rakus dan tamak dan menganggap mereka bukan manusia karena rasa hausnya yang tak berkesudahan pada hal duniawi dan betapa mereka sangat lemah karena tak mampu mengendalikan hawa nafsunya sendiri... Hari ini aku sadar bahwa rasa serakah memang sesulit itu untuk dikendalikan.

Apalagi serakah tentang urusan hati. Argh!

Kamis, 10 Januari 2019

Bikin Paspor di Semarang

Empat minggu lalu aku dapat informasi mengenai pendaftaran beasiswa ke luar negeri. Aku putuskan untuk apply beasiswa ini karena syaratnya tidak terlalu berbelit-belit. Salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah melampirkan scan passport, yang kebetulan aku belum punya. Aku cari-cari info dan bertanya ke Lulu yang baru saja bikin passport untuk program exchange ke luar negeri. Di sini aku menceritakan pengalaman membuat passport di Semarang.

Sebelum berangkat ke lokasi pembuatan passport, pastikan kalian harus membuat antrian secara online. Istilahnya booking waktu untuk membuat passport. Antrian bisa dilakukan melalui website:

https://antrian.imigrasi.go.id/

atau download aplikasi di smartphone melalui Play Store. Aplikasinya bernama Antrian Paspor. Apabila belum mempunyai akun, maka kita perlu membuat akun terlebih dahulu. Data-data yang diminta untuk mendaftar akun sebagai berikut:

Tampilan melalui website. Kurang lebih data yang perlu dimasukkan untuk daftar di aplikasi smartphone tidak terlalu jauh berbeda.

Tinggal ikuti saja langkah-langkah pendaftaran selanjutnya seperti verifikasi melalui email. Selanjutnya, di list Kanim, silakan dipilih di lokasi mana akan melakukan pembuatan passport. Aku sendiri karena sekarang sedang berada di Semarang, maka lokasi yang aku pilih adalah Unit Layanan Paspor I Semarang yang berlokasi di Gedung Diklat GOR Manunggal Jati Jl. Taman Majapahit No.1 Pedurungan, Semarang. Pilih 'Buat Permohonan'. Kemudian akan muncul tampilan berikut:


Silakan memilih tanggal pada saat akan datang ke kantor imigrasi dan berapa jumlah passport yang akan dibuat oleh pemohon. Selanjutnya kita diminta memilih akan datang pagi atau siang. Jika sudah, maka kita akan mendapatkan QR Code seperti ini:


QR Code tersebut bisa di-print atau di-screenshot dan disimpan di smartphone. Code ini sangat penting karena ketika hari pembuatan kita akan diminta menunjukkan code itu dan akan di-scan oleh petugas supaya kita bisa mendapatkan nomor antrian.

HAL-HAL YANG PERLU DIBAWA KE KANTOR IMIGRASI
Berikut adalah hal-hal yang perlu dibawa ketika melakukan permohonan passport di kantor imigrasi.
  1. Materai 6000 sebanyak 1 buah. Materai ini diperlukan untuk tanda tangan di surat pernyataan.
  2. Kartu keluarga asli dan fotokopinya sebanyak 1 lembar ukuran A4.
  3. Akta kelahiran asli dan fotokopinya sebanyak 1 lembar ukuran A4.
  4. KTP asli dan fotokopinya sebanyak 1 lembar ukuran A4. Untuk fotokopi KTP harus difotokopi depan belakang dengan posisi atas dan bawah seperti di bawah ini. Ingat, gak perlu dipotong ya!

Untuk jaga-jaga, silakan bawa kartu asli dan fotokopi pula tanda pengenal pegawai apabila bekerja di sebuah perusahaan tertentu. Pengalamanku kemarin, sebagai seorang fresh graduate, aku diminta untuk memfotokopi kartu alumni. Bagi mahasiswa, mungkin akan diminta fotokopi kartu mahasiswa. Satu lagi, pastikan memakai pakaian yang sopan - jangan kaos oblong, tidak bercelana pendek, dan tidak memakai sandal jepit.

HARI-H
Datang sesuai tanggal yang sudah dipilih melalui antrian paspor online. Upayakan datang lebih awal, karena kita nanti bakal dapet karcis antrian. Pas baru datang, petugas akan menanyakan kita mau bikin passport atau ambil passport. Jika kita mau bikin passport, petugas akan meminta kita menunjukkan QR Code dan akan di-scan oleh petugas.


Setelah dipanggil, kita akan diminta membawa berkas-berkas yang sudah dibawa ke loket. Di situ kita akan ditanya-tanya juga untuk keperluan apa membuat passport. Kemudian kita akan diberi formulir yang harus diisi. Setelah terisi, formulir dikembalikan ke loket pengumpulan formulir. Di loket ini kita nanti akan diminta menunjukkan QR Code kita lagi untuk di-scan oleh petugas.

Selanjutnya kita diminta mengantri di loket pengisian data online dan foto untuk passport. Selain mengisi data online dan foto, kita juga diminta untuk scan sidik jari. Setelah selesai, kita akan diberikan kertas tagihan. Kertas tagihan ini tercantum kode untuk melakukan pembayaran.

Pembayaran dapat dilakukan di teller bank atau melalui internet/mobile banking. Untuk pembayaran secara internet/mobile banking, aku menggunakan Bank Mandiri. Aku kurang paham apakah bank lain menyediakan fasilitas pembayaran passport atau tidak. Perlu diingat, apabila kalian melakukan pembayaran melalui internet/mobile banking jangan lupa bukti resi bayarnya dicetak. Pengalamanku kemarin, aku bayar lewat internet banking dan ketika mau ambil, diminta untuk cetak dulu di  kertas. Akhirnya, aku harus cari-cari tempat fotokopi dulu untuk cetak bukti bayarnya.

Passport dapat diambil 3 hari setelah pembayaran dilakukan. Pengambilan dilakukan dengan datang ke kantor imigrasi, kemudian kita mengambil antrian pengambilan passport. Saat giliran kita dipanggil, kita akan diminta menyerahkan bukti bayar dan kertas tagihan. Lalu, kita akan diminta tanda tangan bukti telah menerima passport. Oh ya, apabila tidak bisa mengambil sendiri, maka pengambilan passport dapat diwakilkan oleh anggota keluarga dalam satu KK dengan membawa KK asli. Apabila diambil oleh oranhg yang bukan anggota keluarga dalam satu KK, maka perlu membuat surat kuasa.

Itulah pengalamanku membuat passport di Semarang pada bulan Januari 2019. Bisa saja nanti di masa mendatang akan ada perbaruan sistem.

Selasa, 08 Januari 2019

08/01/2019

[1/8, 10:50 AM] Ummu: 😭
[1/8, 10:50 AM] Ibokkk: Nyapo
[1/8, 10:50 AM] Ummu: kok rekoso ngene ya bok. ngentekne tenogo, duit...
[1/8, 10:51 AM] Ibokkk: Ora enek critane arep penak ora rekoso
[1/8, 10:51 AM] Ummu: gek durung ketok mengko piye piyene
[1/8, 10:52 AM] Ibokkk: Uwong sing saiki uripe penak kae nesthi nglakoni rekoso disik
[1/8, 10:52 AM] Ummu: ngono ya bok...
[1/8, 10:52 AM] Ibokkk: Cuma ora kecrito....sawang sinawang
[1/8, 10:53 AM] Ibokkk: Kadang orang malas bercerita ttg. rekosone ndisik...atau kegagalannya...mungkin krn.terlalu pahit untk. dikenang
[1/8, 10:55 AM] Ibokkk: Iyo...uwong ki sing disawang penake wing liyo tapi deke ra ngerti rekosone. La yo...mangkane sing iso dilakoni, lakoni wae....bismillah

Minggu, 06 Januari 2019

Apa Saja di Tahun 2018?

Wow, akhirnya tahun 2019!

Apa saja yang terjadi setahun belakangan?
Aku pengen bikin tulisan agak panjang tapi sepertinya aku cukup mengantuk. Jadi langsung saja aku list tanpa banyak cing-cong.

  1. Drama skripsi yang penuh air mata. Walaupun hal ini sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 2017, segala ke-drama-annya masih terbawa hingga awal tahun 2018... which is good. Kalau dipikir-pikir, skripsi memang harus ada story-nya supaya berkesan. Toh, sekali seumur hidup.
  2. Sidang. Hal yang cukup membuatku terkejut adalah aku sidang di tanggal yang sama ketika aku presentasi proposal penelitian yaitu tanggal 22 Mei. Malam sebelum sidang tidurku tak nyenyak karena ada firasat-firasat tidak menyenangkan. Benar saja, karena ada berita duka dari salah satu keluraga dosen, sidangku terpaksa dimajukan dari yang awalnya siang jadi pagi. Luar biasa. Aku sih merasa cukup diuntungkan karena pada saat itu lagi puasa, jadi kalau sidang pagi badan masih fresh dan fit.
  3. Graduation. Aku malas membahas ini karena wisudaku sangat tidak sesuai ekspektasi. Gara-gara ketidak-sinkronan yang terjadi, aku tidak punya foto wisuda sendiri. Damn.
  4. Les IELTS. Aku butuh sertifikat IELTS karena hal ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai cita-citaku dan supaya dapat sertifikat dengan score yang bagus aku butuh les. Aku merasa masih bodoh dalam bahasa Inggris. Jadi aku butuh banyak belajar. Targetku pertengahan tahun ini harus udah ambil tes IELTS.
  5. My first international conference. Kalau ada waktu mungkin aku akan bahas ini.
  6. Rencanaku tes TOEFL ITP terwujud walaupun molor 3 bulan dari target awal. Sialnya targetku score 550 tidak terpenuhi. Padahal aku ada deadline beasiswa bulan Februari dan nampaknya harus aku skip ikutan.
  7. First job as hmm... I don't know what it called. Maybe it's easier to call it research assistant (?). Ya gitu deh, intinya aku kerja di kampus bantuin dosen, yang mana... cukup menyenangkan dan aku punya cukup banyak waktu untuk belajar
Mungkin itu hal-hal yang masih nempel di otak apa saja yang udah aku lalui selama tahun 2018 dan berkesan. Ya, aku udah ngantuk. Besok kerja. Bye.