Selasa, 28 Mei 2019

Membuka Diary Lama

Iseng aku baca-baca tulisanku yang lama di aplikasi Diary smartphone. Setelah aku perhatikan, tahun kemarin aku jarang sekali menulis di Diary. Malah lebih banyak tulisan di tahun 2017. Salah satu tulisan yang menarik adalah tulisan pada tanggal 12 Juni 2017. Aku bisa katakan sangat menarik karena tulisan ini sangat positif, penuh harapan, dan semangat. Aku bahkan heran dengan diriku sendiri mengapa aku pernah menuliskan tulisan semacam itu. 

Monday, June 12st 2017 -- 3.15 PM
Hai Ummu, sudah lama kamu gak nulis di sini.. kamu akhir-akhir ini sibuk dengan media sosialmu yang baru, lupa dengan tulisanmu di sini. Bagaimana kalau kita coba scroll down ke bawah dan lihat apa saja yg pernah kamu tulis di masa-masa yang lampau?
Hai Ummu, kamu udah mau skripsi ya? Semuanya terasa cepat sekali. Padahal baru kemarin rasanya kamu mengeluhkan betapa menyebalkannya laporan osfis itu, betapa menyebalkannya harus berangkat kuliah selam ke kolam, betapa menyebalkannya belajar kalkulus, betapa menyebalkannya diterima di Oseanografi - jurusan yang kamu pilih dengan ngasal gara-gara nonton National Geographic episode Ubur-ubur...
Hai Ummu, aku tahu di tengah-tengah pengerjaan tugas akhirmu ini, kamu stuck, kamu bingung, kamu hilang arah... tapi coba kamu tengok kembali apa yang kamu janjikan pada dirimu sendiri ketika pertama kali masuk ke sini?
Aku ingin segera menyelesaikan studiku di sini! Aku ingin membuat kedua orang tuaku bangga. Aku ingin mereka melihat bahwa segala yang kulakukan di sini tidak sia-sia.

Fokus saja pada yang kamu lakukan! Abaikan omongan orang, abaikan semua hal negatif itu. Berdoa, usaha, ikhtiar, serahkan semua pada Allah. Semua capek yang kamu rasakan selama belajar 3 tahun di sini itu bukan suatu kesia-siaan saja. Pasti ada hikmahnya.
Kamu pasti iri? Kamu pasti sedih? Kenapa aku tidak dapatkan apa yang aku inginkan? Kenapa aku tidak mendapatkan apa yang aku mau? Kenapa semua begitu rumit?

Ingat, Mu... Sesungguhnya di balik kesulitan ada kemudahan. Itu janji Allah :)

Jujur, aku iri sekali denganmu, Ummu di kala itu, mengapa kamu bisa se-positif itu?

Kamis, 16 Mei 2019

Halo Mei!

Sudah memasuki pertengahan Mei. Sebentar lagi tanggal 22 Mei, ketika setahun lalu aku melaksanakan sidang skripsi.

Sudah setahun ya?

Aku jadi ingin me-review apa saja yang sudah kulakukan selama setahun ini supaya aku tidak merasa kesal kalau ada orang menyebalkan yang nanyain 'setahun ini sudah ngapain aja?' dengan nada mengejek.
  1. Test CPNS. Namun aku gagal. Aku lolos tahap test komputer (CAT), sayangnya aku menempati peringkat 4. Sedangkan yang lolos ke tahap selanjutnya mereka yang berada pada peringkat 1-3. Baiklah, tak masalah. Paling tidak aku sudah pernah mengalami yang namanya test CPNS. Lumayanlah untuk pengalaman.
  2. Mengambil test TOEFL ITP. Dua kali. Test pertama aku ikuti bulan Desember 2018 dan hasilnya kurang memuaskan walaupun untuk mendaftar beasiswa dalam negeri skor TOEFL-ku sudah lebih dari cukup. Namun, karena aku masih berharap untuk mengejar beasiswa di luar negeri dan dengan skor segitu masih kurang. Akhirnya bulan April 2019 aku mengambil test sekali lagi dan syukurlah aku mendapatkan skor sesuai harapanku.
  3. Aku sudah turut berpartisipasi menuliskan namaku di 3 artikel jurnal internasional yang terindeks Scopus. Tiga artikel ini sudah mendapatkan acceptance letter hanya menunggu publish saja di tahun ini. Semoga alam semesta segera mewujudkannya tanpa ada kendala. Masih ada satu artikel lagi yang masih dalam proses yang lama sekali belum mendapat kejelasan. Jika bulan depan tidak segera mendapatkan kepastian, dosenku sudah berencana untuk menarik artikel itu dan di-submit di jurnal lain.
  4. Aku sudah bekerja membantu salah satu dosen di departemen selama 9 bulan. Kalau dipikir-pikir sejak wisuda pada bulan Agustus aku tidak pernah benar-benar menganggur. Aku langsung ditawari bekerja untuk membantu dosenku mengerjakan laporan-laporan penelitian dan pengabdian. Bekerja di lingkungan yang sangat menyenangkan dan friendly tentu saja idaman banyak orang, namun aku justru takut jika terlalu lama di zona nyaman, aku malah melupakan keinginanku untuk melanjutkan sekolah S2.
  5. Itulah mengapa aku tidak berhenti untuk terus apply beasiswa. Sudah 4 beasiswa yang aku submit beberapa waktu belakangan. Salah satunya sudah dinyatakan gagal. Masih menunggu kepastian 3 yang lain. Aku juga sedang mempersiapkan beasiswa LPDP yang pendaftarannya akan ditutup akhir bulan Mei ini.
Perjuanganku masih panjang. Tetap harus semangat. Sambat ora popo, sing penting mlaku terus!