Iseng aku baca-baca tulisanku yang lama di aplikasi Diary smartphone. Setelah aku perhatikan, tahun kemarin aku jarang sekali menulis di Diary. Malah lebih banyak tulisan di tahun 2017. Salah satu tulisan yang menarik adalah tulisan pada tanggal 12 Juni 2017. Aku bisa katakan sangat menarik karena tulisan ini sangat positif, penuh harapan, dan semangat. Aku bahkan heran dengan diriku sendiri mengapa aku pernah menuliskan tulisan semacam itu.
Monday, June 12st 2017 -- 3.15 PM
Hai Ummu, sudah lama kamu gak nulis di sini.. kamu akhir-akhir ini sibuk dengan media sosialmu yang baru, lupa dengan tulisanmu di sini. Bagaimana kalau kita coba scroll down ke bawah dan lihat apa saja yg pernah kamu tulis di masa-masa yang lampau?
Hai Ummu, kamu udah mau skripsi ya? Semuanya terasa cepat sekali. Padahal baru kemarin rasanya kamu mengeluhkan betapa menyebalkannya laporan osfis itu, betapa menyebalkannya harus berangkat kuliah selam ke kolam, betapa menyebalkannya belajar kalkulus, betapa menyebalkannya diterima di Oseanografi - jurusan yang kamu pilih dengan ngasal gara-gara nonton National Geographic episode Ubur-ubur...
Hai Ummu, aku tahu di tengah-tengah pengerjaan tugas akhirmu ini, kamu stuck, kamu bingung, kamu hilang arah... tapi coba kamu tengok kembali apa yang kamu janjikan pada dirimu sendiri ketika pertama kali masuk ke sini?
Aku ingin segera menyelesaikan studiku di sini! Aku ingin membuat kedua orang tuaku bangga. Aku ingin mereka melihat bahwa segala yang kulakukan di sini tidak sia-sia.
Fokus saja pada yang kamu lakukan! Abaikan omongan orang, abaikan semua hal negatif itu. Berdoa, usaha, ikhtiar, serahkan semua pada Allah. Semua capek yang kamu rasakan selama belajar 3 tahun di sini itu bukan suatu kesia-siaan saja. Pasti ada hikmahnya.
Kamu pasti iri? Kamu pasti sedih? Kenapa aku tidak dapatkan apa yang aku inginkan? Kenapa aku tidak mendapatkan apa yang aku mau? Kenapa semua begitu rumit?
Ingat, Mu... Sesungguhnya di balik kesulitan ada kemudahan. Itu janji Allah :)
Jujur, aku iri sekali denganmu, Ummu di kala itu, mengapa kamu bisa se-positif itu?