Kamis, 29 Januari 2015

True Love


Di hati terasa hangat ketika tahu di sisi lain dunia ini, di ruang waktu yang berbeda, ada seseorang yang benar-benar mencintaimu.

Senin, 19 Januari 2015

Semester Satu

Semester pertama perkuliahan sudah usai. Belum semua nilai matkul keluar sih, tapi paling gak sekarang udah bisa santai-santai.
Sumber
Banyak hal yang sudah terjadi, ada yang membahagiakan, menyedihkan, ada cinta, ada luka... Ada banyaaak. Semuanya cukup jadi pelajaran buatku. Sedikit penyesalan karena di akhir semester aku justru kendor belajarnya, malah gak serius dan kurang fokus. Catatan untuk semester depan! Kedepan aku pengen lebih fokus. Aku juga mengurungkan niatku untuk ikut banyak kegiatan organisasi. Join UPK (Unit Pelaksana Kegiatan, semacam wadah kegiatan mahasiswa di jurusan) oke kali ya, tapi untuk ikut organisasi lain aku pikir-pikir dulu. Balik lagi ke niat awal, aku ke Semarang niatnya untuk kuliah, bukan main yang aneh-aneh. Aku gak mau mengulang kesalahan yang sama seperti waktu aku masih duduk di bangku SMA. Saat itu aku gak fokus belajar, terlalu ngegampangin urusan pelajaran, dan akhirnya aku berakhir di sini (sampai sekarang aku masih mikir kalau keberadaanku di sini adalah sebuah kesalahan). Ini semua karena kesalahanku di masa lalu. Di masa depan, aku gak mau cuma jadi pecundang yang jadi beban buat orang-orang di sekitarku, buat orang tuaku. Aku harus berusaha ngelakuin yang terbaik buat kedua orang tuaku, buat mbah ti, mbah kakung, adik, dan keluargaku.

Aku nemu ini di ask.fm nya Mas Muh

Sebenernya malu aku dapet nilai B, apalagi C. Bukannya aku gak bersyukur. Aku juga tahu orang tuaku, terutama Ibu bilang it's okay kamu dapet B, kamu dapet nilai berapa apa it's okay. Tapi kalau aku pikir-pikir lagi, well, orang tuaku berusaha sekuat tenaga, banting tulang buat nguliahin aku. Bisa dibilang mereka selalu ngasih aku yang terbaik, kalau diberi label nilai apa yang diberikan orang tuaku ke aku adalah segala sesuatu yang terbaik yang bernilai A, yang terbaik, the best lah. Tapi aku yang cuma kuliah doang gak becus, dapet nilai apa adanya. Aku tanya pada diriku sendiri, "Kayak gitu bangga, Mu? Kamu gak malu pulang ke rumah dengan nilai kayak gitu?"

Ya.. ya.. ya.. Aku berjanji akan jadi Ummu yang lebih baik lagi. Aku akan berjuang lebih keras, lebih fokus, dan serius. Aku harus meyakinkan diriku kalau aku bisa. Tak ada yang tak mungkin kalau aku mau berusaha. Fighting!

Rasa sakit karena berjuang itu hanya sementara!

Sabtu, 10 Januari 2015

Belanja di Viva Cosmetics

Disclaimer : Bukan posting promosi!

Setelah sekian lama gak belanja online, huhuhu, akhirnya kesampaian juga. Kali ini aku belanja di vivacosmetic.com. Udah sejak lama aku pengen belanja di sini, cuma gak tahu mau beli apa. Jujur, aku orang yang gak bisa gak ngiler ngeliat produk-produk skincare. Aku suka beli, tapi sayangnya aku jarang mau pakai. Aneh kan, hahaha.

Rabu, 07 Januari 2015

Perlu Berbenah

Aku emang udah gak punya akun Twitter. Tapi aku kadang-kadang suka kepoin tweetnya Ustadz Felix Siauw.


Iin Siauw adalah istri beliau. Kurang tahu siapa nama asli beliau, aku nemu akun Twitternya gara-gara Ustadz Felix sering mention ke akun @ummualila, Setelah aku telusuri ternnyata itu istri beliau. Pas lagi kepoin akunnya, nemu tweet ini.


Merasa tertampar? Ya. Ya, karena aku merasa kalau selama ini aku bukanlah seorang muslimah yang benar dalam memakai hijab. Hehehe, sebenarnya gak terlalu ada hubungannya sama tweet itu sih.

Aku sudah pakai hijab sejak duduk di bangku SMA. Pakai hijab jujur aku enggak bener-bener dari dalam hati. Ketika itu aku pakai kerudung ada sedikit unsur permintaan (aku gak mau nyebut pemaksaan) dari ibuku. Mengingat adikku juga udah berhijab duluan yaitu sejak kelas 1 SMP, aku akhirnya ngikut pakai juga. Yakali, masa ibuku sama adikku pakai hijab kemana-mana aku sendirian yang gak pakai kalau pas lagi jalan bareng bertiga.

Awal pakai hijab itu aku emang gak konsisten. Kalau ke sekolah pasti pakai lah ya, cuman kalau pas main ke luar, ke warung, aku masih sering gak pakek. Beda dengan adikku, untuk urusan berhijab dia itu konsisten banget. Beli sabun ke warung harus dalam keadaan berhijab.

Ketidak konsistenanku ini bukan gara-gara aku ngerasa kalau pakai hijab itu kuno, atau gak modis atau alasan fashion apalah itu, tapi karena aku orangnya gak suka repot. Aku berpikir kalau pakai hijab itu repot (ya Allah ampuni dosaku). Aku yang biasanya kalau di dalam rumah suka pakai boxer sama kaos oblong, kalau mau ke warung harus repot-repot ganti baju panjang sama pakai kerudung. Selain itu pakai hijab juga seakan-akan gak cocok sama imageku yang blak-blakan dan apa adanya. Aku orangnya boleh dibilang untuk ukuran cewek, kasar. Kalau lagi bete, marah.. aku bakal ngumpat sembarangan, suka serampangan. 

Dulu aku sering mikir, bukannya mendingan aku benerin dulu kelakuanku yang kurang bener ini ya? Tapi aku nemu sebuah artikel, udah lamaa banget. Pokoknya isinya tentang ajakan untuk berhijab. Dalam artikel itu dituliskan, muslimah wajib pakai hijab. Berhijab dulu, perilaku baik akan menyertai. Gitu deh intinya.

Sampai sekarang aku pakai hijab, tingkat kekonsistenanku berhijab aku akui belum mengalami peningkatan. Seriously, aku bukannya gak mau. Aku pengen pengen pengen banget bisa konsisten, aku pengen banget bisa pakai hijab syar'i kayak mbak-mbak hijaber yang cantik-cantik itu, aku pengen jadi cewek yang kalem nan alim, akuu pengeeennnn.

Well, entahlah. Aku harus melangkah dari mana dulu untuk membenahi kelakuanku ini.. Tapi aku bener-bener akan mencoba. Bismillah, wish me luck.

Jadi, apa kesimpulannya?

Cowok dilarang berhijab.

Senin, 05 Januari 2015

Ya Rabb


Entah mengapa akhir-akhir ini aku merasa kalau aku menjauh dariMu.
Ampuni aku Ya Allah, ampuni aku yang hanya datang padamu ketika aku dalam kesedihanku dan lupa padamu ketika aku dalam bahagiaku.