Sabtu, 14 Desember 2019

Semester Pertama Berguru Menjadi Master

Semester pertama sudah berjalan sekitar 4 bulan dan sekarang lagi sibuk-sibuknya ujian akhir. Yah... seperti pada umumnya kuliah, minggu-minggu akhir semester semua tugas langsung padet di belakang sampai qebec gimana ngerjainnya.

So far aku masih hidup dalam artian semuanya masih under control. Walaupun prediksi mengenai kuliah S2 agak berbeda dari bayanganku sebelumnya. Awalnya kukira kuliah S2 banyak santuy-santuy nyatanya masih ada juga praktikum. Untuk tugas aku gak akan bilang banyak. Emang gak sebanyak tugas ketika S1 tapi dari segi kualitas aku bisa bilang kalau tugas-tugas di S2 ini memaksaku untuk mengupgrade kualitasku dalam berpikir dan mencari literatur-literatur yang lebih advance.

Cuma akhir-akhir ini aku kepikiran tentang output apa yang akan aku hasilkan dari semua belajarku ini. Makin lama aku sadar sebenarnya banyak scientist yang cuma fokus ke tulisan-tulisan, publikasi doang... tapi yaudah, hanya segitu. Outputnya tidak nyata, selfish dan self oriented. Aku masih mencari-cari apa yang harus kulakukan supaya apa yang kupelajari membawa dampak yang baik bagi orang lain.

Yeah, I still have a lot of time tho. Baiknya sekarang aku fokus membangun chemistry dengan promotorku biar topik tesisku segera fix banget gak pakai ganti lagi.

Selasa, 10 September 2019

Perpisahan untuk Pertemuan

Kepada setiap perpisahan aku selalu berkata,

"Semoga di masa depan kita dipertemukan dengan cara yang keren".

Selasa, 13 Agustus 2019

Kota Baru


Hampir lima tahun, tepatnya 4 tahun 11 bulan aku tinggal di Semarang. Per bulan Agustus aku pindah ke kota baru, Bogor. Kota yang tak pernah ada di dalam keinginanku untuk mengunjunginya apalagi tinggal untuk beberapa tahun ke depan. Rasanya berat meninggalkan Semarang. Orang-orang, suasana, dan kenangan di dalamnya.

Tapi mau bagaimana lagi? Aku harus. Aku harus pergi jika aku ingin berkembang. Sudah cukup banyak pelajaran yang aku dapatkan selama berada di Semarang, tentang perjuangan, pengorbanan, penolakan, cinta, dan persahabatan. Sekarang waktunya melangkah ke depan. 

Ada lautan lain yang harus kuarungi dengan badai yang berbeda!

Selasa, 28 Mei 2019

Membuka Diary Lama

Iseng aku baca-baca tulisanku yang lama di aplikasi Diary smartphone. Setelah aku perhatikan, tahun kemarin aku jarang sekali menulis di Diary. Malah lebih banyak tulisan di tahun 2017. Salah satu tulisan yang menarik adalah tulisan pada tanggal 12 Juni 2017. Aku bisa katakan sangat menarik karena tulisan ini sangat positif, penuh harapan, dan semangat. Aku bahkan heran dengan diriku sendiri mengapa aku pernah menuliskan tulisan semacam itu. 

Monday, June 12st 2017 -- 3.15 PM
Hai Ummu, sudah lama kamu gak nulis di sini.. kamu akhir-akhir ini sibuk dengan media sosialmu yang baru, lupa dengan tulisanmu di sini. Bagaimana kalau kita coba scroll down ke bawah dan lihat apa saja yg pernah kamu tulis di masa-masa yang lampau?
Hai Ummu, kamu udah mau skripsi ya? Semuanya terasa cepat sekali. Padahal baru kemarin rasanya kamu mengeluhkan betapa menyebalkannya laporan osfis itu, betapa menyebalkannya harus berangkat kuliah selam ke kolam, betapa menyebalkannya belajar kalkulus, betapa menyebalkannya diterima di Oseanografi - jurusan yang kamu pilih dengan ngasal gara-gara nonton National Geographic episode Ubur-ubur...
Hai Ummu, aku tahu di tengah-tengah pengerjaan tugas akhirmu ini, kamu stuck, kamu bingung, kamu hilang arah... tapi coba kamu tengok kembali apa yang kamu janjikan pada dirimu sendiri ketika pertama kali masuk ke sini?
Aku ingin segera menyelesaikan studiku di sini! Aku ingin membuat kedua orang tuaku bangga. Aku ingin mereka melihat bahwa segala yang kulakukan di sini tidak sia-sia.

Fokus saja pada yang kamu lakukan! Abaikan omongan orang, abaikan semua hal negatif itu. Berdoa, usaha, ikhtiar, serahkan semua pada Allah. Semua capek yang kamu rasakan selama belajar 3 tahun di sini itu bukan suatu kesia-siaan saja. Pasti ada hikmahnya.
Kamu pasti iri? Kamu pasti sedih? Kenapa aku tidak dapatkan apa yang aku inginkan? Kenapa aku tidak mendapatkan apa yang aku mau? Kenapa semua begitu rumit?

Ingat, Mu... Sesungguhnya di balik kesulitan ada kemudahan. Itu janji Allah :)

Jujur, aku iri sekali denganmu, Ummu di kala itu, mengapa kamu bisa se-positif itu?

Kamis, 16 Mei 2019

Halo Mei!

Sudah memasuki pertengahan Mei. Sebentar lagi tanggal 22 Mei, ketika setahun lalu aku melaksanakan sidang skripsi.

Sudah setahun ya?

Aku jadi ingin me-review apa saja yang sudah kulakukan selama setahun ini supaya aku tidak merasa kesal kalau ada orang menyebalkan yang nanyain 'setahun ini sudah ngapain aja?' dengan nada mengejek.
  1. Test CPNS. Namun aku gagal. Aku lolos tahap test komputer (CAT), sayangnya aku menempati peringkat 4. Sedangkan yang lolos ke tahap selanjutnya mereka yang berada pada peringkat 1-3. Baiklah, tak masalah. Paling tidak aku sudah pernah mengalami yang namanya test CPNS. Lumayanlah untuk pengalaman.
  2. Mengambil test TOEFL ITP. Dua kali. Test pertama aku ikuti bulan Desember 2018 dan hasilnya kurang memuaskan walaupun untuk mendaftar beasiswa dalam negeri skor TOEFL-ku sudah lebih dari cukup. Namun, karena aku masih berharap untuk mengejar beasiswa di luar negeri dan dengan skor segitu masih kurang. Akhirnya bulan April 2019 aku mengambil test sekali lagi dan syukurlah aku mendapatkan skor sesuai harapanku.
  3. Aku sudah turut berpartisipasi menuliskan namaku di 3 artikel jurnal internasional yang terindeks Scopus. Tiga artikel ini sudah mendapatkan acceptance letter hanya menunggu publish saja di tahun ini. Semoga alam semesta segera mewujudkannya tanpa ada kendala. Masih ada satu artikel lagi yang masih dalam proses yang lama sekali belum mendapat kejelasan. Jika bulan depan tidak segera mendapatkan kepastian, dosenku sudah berencana untuk menarik artikel itu dan di-submit di jurnal lain.
  4. Aku sudah bekerja membantu salah satu dosen di departemen selama 9 bulan. Kalau dipikir-pikir sejak wisuda pada bulan Agustus aku tidak pernah benar-benar menganggur. Aku langsung ditawari bekerja untuk membantu dosenku mengerjakan laporan-laporan penelitian dan pengabdian. Bekerja di lingkungan yang sangat menyenangkan dan friendly tentu saja idaman banyak orang, namun aku justru takut jika terlalu lama di zona nyaman, aku malah melupakan keinginanku untuk melanjutkan sekolah S2.
  5. Itulah mengapa aku tidak berhenti untuk terus apply beasiswa. Sudah 4 beasiswa yang aku submit beberapa waktu belakangan. Salah satunya sudah dinyatakan gagal. Masih menunggu kepastian 3 yang lain. Aku juga sedang mempersiapkan beasiswa LPDP yang pendaftarannya akan ditutup akhir bulan Mei ini.
Perjuanganku masih panjang. Tetap harus semangat. Sambat ora popo, sing penting mlaku terus!

Kamis, 31 Januari 2019

Ada yang Berbeda...

Kamu belum tahu jika belum mengalaminya sendiri. Begitulah yang sering dikatakan orang.

Ketika kita semua mencemooh mereka yang rakus dan tamak dan menganggap mereka bukan manusia karena rasa hausnya yang tak berkesudahan pada hal duniawi dan betapa mereka sangat lemah karena tak mampu mengendalikan hawa nafsunya sendiri... Hari ini aku sadar bahwa rasa serakah memang sesulit itu untuk dikendalikan.

Apalagi serakah tentang urusan hati. Argh!

Kamis, 10 Januari 2019

Bikin Paspor di Semarang

Empat minggu lalu aku dapat informasi mengenai pendaftaran beasiswa ke luar negeri. Aku putuskan untuk apply beasiswa ini karena syaratnya tidak terlalu berbelit-belit. Salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah melampirkan scan passport, yang kebetulan aku belum punya. Aku cari-cari info dan bertanya ke Lulu yang baru saja bikin passport untuk program exchange ke luar negeri. Di sini aku menceritakan pengalaman membuat passport di Semarang.

Sebelum berangkat ke lokasi pembuatan passport, pastikan kalian harus membuat antrian secara online. Istilahnya booking waktu untuk membuat passport. Antrian bisa dilakukan melalui website:

https://antrian.imigrasi.go.id/

atau download aplikasi di smartphone melalui Play Store. Aplikasinya bernama Antrian Paspor. Apabila belum mempunyai akun, maka kita perlu membuat akun terlebih dahulu. Data-data yang diminta untuk mendaftar akun sebagai berikut:

Tampilan melalui website. Kurang lebih data yang perlu dimasukkan untuk daftar di aplikasi smartphone tidak terlalu jauh berbeda.

Tinggal ikuti saja langkah-langkah pendaftaran selanjutnya seperti verifikasi melalui email. Selanjutnya, di list Kanim, silakan dipilih di lokasi mana akan melakukan pembuatan passport. Aku sendiri karena sekarang sedang berada di Semarang, maka lokasi yang aku pilih adalah Unit Layanan Paspor I Semarang yang berlokasi di Gedung Diklat GOR Manunggal Jati Jl. Taman Majapahit No.1 Pedurungan, Semarang. Pilih 'Buat Permohonan'. Kemudian akan muncul tampilan berikut:


Silakan memilih tanggal pada saat akan datang ke kantor imigrasi dan berapa jumlah passport yang akan dibuat oleh pemohon. Selanjutnya kita diminta memilih akan datang pagi atau siang. Jika sudah, maka kita akan mendapatkan QR Code seperti ini:


QR Code tersebut bisa di-print atau di-screenshot dan disimpan di smartphone. Code ini sangat penting karena ketika hari pembuatan kita akan diminta menunjukkan code itu dan akan di-scan oleh petugas supaya kita bisa mendapatkan nomor antrian.

HAL-HAL YANG PERLU DIBAWA KE KANTOR IMIGRASI
Berikut adalah hal-hal yang perlu dibawa ketika melakukan permohonan passport di kantor imigrasi.
  1. Materai 6000 sebanyak 1 buah. Materai ini diperlukan untuk tanda tangan di surat pernyataan.
  2. Kartu keluarga asli dan fotokopinya sebanyak 1 lembar ukuran A4.
  3. Akta kelahiran asli dan fotokopinya sebanyak 1 lembar ukuran A4.
  4. KTP asli dan fotokopinya sebanyak 1 lembar ukuran A4. Untuk fotokopi KTP harus difotokopi depan belakang dengan posisi atas dan bawah seperti di bawah ini. Ingat, gak perlu dipotong ya!

Untuk jaga-jaga, silakan bawa kartu asli dan fotokopi pula tanda pengenal pegawai apabila bekerja di sebuah perusahaan tertentu. Pengalamanku kemarin, sebagai seorang fresh graduate, aku diminta untuk memfotokopi kartu alumni. Bagi mahasiswa, mungkin akan diminta fotokopi kartu mahasiswa. Satu lagi, pastikan memakai pakaian yang sopan - jangan kaos oblong, tidak bercelana pendek, dan tidak memakai sandal jepit.

HARI-H
Datang sesuai tanggal yang sudah dipilih melalui antrian paspor online. Upayakan datang lebih awal, karena kita nanti bakal dapet karcis antrian. Pas baru datang, petugas akan menanyakan kita mau bikin passport atau ambil passport. Jika kita mau bikin passport, petugas akan meminta kita menunjukkan QR Code dan akan di-scan oleh petugas.


Setelah dipanggil, kita akan diminta membawa berkas-berkas yang sudah dibawa ke loket. Di situ kita akan ditanya-tanya juga untuk keperluan apa membuat passport. Kemudian kita akan diberi formulir yang harus diisi. Setelah terisi, formulir dikembalikan ke loket pengumpulan formulir. Di loket ini kita nanti akan diminta menunjukkan QR Code kita lagi untuk di-scan oleh petugas.

Selanjutnya kita diminta mengantri di loket pengisian data online dan foto untuk passport. Selain mengisi data online dan foto, kita juga diminta untuk scan sidik jari. Setelah selesai, kita akan diberikan kertas tagihan. Kertas tagihan ini tercantum kode untuk melakukan pembayaran.

Pembayaran dapat dilakukan di teller bank atau melalui internet/mobile banking. Untuk pembayaran secara internet/mobile banking, aku menggunakan Bank Mandiri. Aku kurang paham apakah bank lain menyediakan fasilitas pembayaran passport atau tidak. Perlu diingat, apabila kalian melakukan pembayaran melalui internet/mobile banking jangan lupa bukti resi bayarnya dicetak. Pengalamanku kemarin, aku bayar lewat internet banking dan ketika mau ambil, diminta untuk cetak dulu di  kertas. Akhirnya, aku harus cari-cari tempat fotokopi dulu untuk cetak bukti bayarnya.

Passport dapat diambil 3 hari setelah pembayaran dilakukan. Pengambilan dilakukan dengan datang ke kantor imigrasi, kemudian kita mengambil antrian pengambilan passport. Saat giliran kita dipanggil, kita akan diminta menyerahkan bukti bayar dan kertas tagihan. Lalu, kita akan diminta tanda tangan bukti telah menerima passport. Oh ya, apabila tidak bisa mengambil sendiri, maka pengambilan passport dapat diwakilkan oleh anggota keluarga dalam satu KK dengan membawa KK asli. Apabila diambil oleh oranhg yang bukan anggota keluarga dalam satu KK, maka perlu membuat surat kuasa.

Itulah pengalamanku membuat passport di Semarang pada bulan Januari 2019. Bisa saja nanti di masa mendatang akan ada perbaruan sistem.

Selasa, 08 Januari 2019

08/01/2019

[1/8, 10:50 AM] Ummu: 😭
[1/8, 10:50 AM] Ibokkk: Nyapo
[1/8, 10:50 AM] Ummu: kok rekoso ngene ya bok. ngentekne tenogo, duit...
[1/8, 10:51 AM] Ibokkk: Ora enek critane arep penak ora rekoso
[1/8, 10:51 AM] Ummu: gek durung ketok mengko piye piyene
[1/8, 10:52 AM] Ibokkk: Uwong sing saiki uripe penak kae nesthi nglakoni rekoso disik
[1/8, 10:52 AM] Ummu: ngono ya bok...
[1/8, 10:52 AM] Ibokkk: Cuma ora kecrito....sawang sinawang
[1/8, 10:53 AM] Ibokkk: Kadang orang malas bercerita ttg. rekosone ndisik...atau kegagalannya...mungkin krn.terlalu pahit untk. dikenang
[1/8, 10:55 AM] Ibokkk: Iyo...uwong ki sing disawang penake wing liyo tapi deke ra ngerti rekosone. La yo...mangkane sing iso dilakoni, lakoni wae....bismillah

Minggu, 06 Januari 2019

Apa Saja di Tahun 2018?

Wow, akhirnya tahun 2019!

Apa saja yang terjadi setahun belakangan?
Aku pengen bikin tulisan agak panjang tapi sepertinya aku cukup mengantuk. Jadi langsung saja aku list tanpa banyak cing-cong.

  1. Drama skripsi yang penuh air mata. Walaupun hal ini sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 2017, segala ke-drama-annya masih terbawa hingga awal tahun 2018... which is good. Kalau dipikir-pikir, skripsi memang harus ada story-nya supaya berkesan. Toh, sekali seumur hidup.
  2. Sidang. Hal yang cukup membuatku terkejut adalah aku sidang di tanggal yang sama ketika aku presentasi proposal penelitian yaitu tanggal 22 Mei. Malam sebelum sidang tidurku tak nyenyak karena ada firasat-firasat tidak menyenangkan. Benar saja, karena ada berita duka dari salah satu keluraga dosen, sidangku terpaksa dimajukan dari yang awalnya siang jadi pagi. Luar biasa. Aku sih merasa cukup diuntungkan karena pada saat itu lagi puasa, jadi kalau sidang pagi badan masih fresh dan fit.
  3. Graduation. Aku malas membahas ini karena wisudaku sangat tidak sesuai ekspektasi. Gara-gara ketidak-sinkronan yang terjadi, aku tidak punya foto wisuda sendiri. Damn.
  4. Les IELTS. Aku butuh sertifikat IELTS karena hal ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai cita-citaku dan supaya dapat sertifikat dengan score yang bagus aku butuh les. Aku merasa masih bodoh dalam bahasa Inggris. Jadi aku butuh banyak belajar. Targetku pertengahan tahun ini harus udah ambil tes IELTS.
  5. My first international conference. Kalau ada waktu mungkin aku akan bahas ini.
  6. Rencanaku tes TOEFL ITP terwujud walaupun molor 3 bulan dari target awal. Sialnya targetku score 550 tidak terpenuhi. Padahal aku ada deadline beasiswa bulan Februari dan nampaknya harus aku skip ikutan.
  7. First job as hmm... I don't know what it called. Maybe it's easier to call it research assistant (?). Ya gitu deh, intinya aku kerja di kampus bantuin dosen, yang mana... cukup menyenangkan dan aku punya cukup banyak waktu untuk belajar
Mungkin itu hal-hal yang masih nempel di otak apa saja yang udah aku lalui selama tahun 2018 dan berkesan. Ya, aku udah ngantuk. Besok kerja. Bye.